Seorang pelajar yang baru berusia 11 tahun, Jonah Soewandito, dari sekolah
swasta Scots College di Sydney menjadi peserta termuda ikut dalam ujian
sekolah menengah (HSC) di negara bagian New South Wales yang dimulai
Senin (13/10/2014).
HSC adalah kepanjangan dari Higher School Certificate, satu-satunya
tanda seseorang lulus sekolah di negara bagian New South Wales yang
setara dengan ujian akhir SMA di Indonesia. Ujian ini biasanya diikuti
oleh para pelajar yang berada di kelas 12, dan usia antara 16-17 tahun.
Jonah
Soewandito baru berusia 11 tahun, dan sekarang sudah berada di kelas
12, sementara teman-teman seusianya pada umumnya masih di kelas 6.
Jonah
yang sedang mengikuti pendidikan di Scots College ini akan ikut ujian
mata pelajaran matematika dan kimia untuk tahun ini dan tahun depan akan
menjalani ujian untuk mata pelajaran matematika lanjutan, fisika, dan
bahasa Inggris.
Dalam usia 11 tahun, Jonah akan menjadi siswa
termuda tahun ini yang ambil bagian dalam HSC, dan merupakan salah satu
yang termuda yang pernah ikut ambil bagian dari ujian HSC di New South
Wales.
Mereka yang mengikuti HSC ini, setiap tahunnnya bertambah dan di tahun 2015 ini pesertanya adalah 76.679 orang.
Jonah Soewandito bersama teman-temannya di kelas 12 di Scots College. (Photo: Edwina Pickles/Sydney Monrning Herald)
Dari
nama keluarganya, Jonah tampaknya berasal atau memiliki darah
Indonesia, namun kepada wartawan ABC International, L. Sastra Wijaya,
Scots College hari Senin (13/10/2014) tidak mau mengukuhkan hal
tersebut.
"Yang kami tahu Jonah adalah pelajar yang lahir di Australia," kata seorang staf di sana.
Ini
disebabkan tampaknya karena cerita mengenai Jonah Soewandito ini muncul
dalam pemberitaan di Sydney Morning Herald (SMH) hari Minggu (12/10),
dan sejak itu banyak media lain termasuk radio dan televisi, ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai Jonah dan keluarganya.
"Untuk
sementara, keluarga tidak mau berbicara lagi dengan media, karena tidak
mau memberikan tekanan berlebihan untuk Jonah yang sekarang sedang
serius bersiap menghadapi ujian," kata staf tersebut.
Menurut
SMH, Jonah Soewandito adalah murid yang berbakat yang sudah diketahui
kecerdasannya sejak usia 4 tahun. Dia tidak lagi melewati masa taman
kanak-kanak dan langsung duduk di kelas 1. Ketika di kelas 3, Jonah
langsung dipercepat masuk ke kelas 5 karena dia sudah lebih maju
dibandingkan teman-teman sekelasnya. Tahun
lalu, Scots College mengorganisir agar Jonah bisa belajar ilmu kimia
lewat lembaga terkenal di Amerika Serikat, Pusat John Hopkins bagi
Anak-anak Berbakat, dan sekolah ini dilaporkan sudah berbicara dengan
beberapa universitas mengenai kemungkinan Jonah kuliah setelah
menyelesaikan HSC tahun depan. Menurut
salah seorang gurunya, Chris Metcalfe, Jonah sudah belajar kimia sejak
kelas 3 dimana pengetahuan kimianya sudah setara dengan mereka yang
duduk di kelas 11.
"Jonah adalah murid paling berbakat yang pernah saya ajar." kata Metcalfe.
Tidak
seperti murid-murid berbakat lainnya yang kadang hanya mengetahui satu
subjek saja, Jonah Soewandito terlibat dalam banyak kegiatan di sekolah.
Di
saat teman-temannya di kelas 12 dalam beberapa minggu terakhir tidak
lagi hadir sekolah namun belajar di rumah guna menghadapi ujian, Jonah
tetap hadir di sekolah setiap hari.
"Saya senang ke sekolah, sehingga bisa istirahat dari kegiatan belajar guna menghadapi ujian." katanya.
Scots
College mengatakan bahwa ketertarikan Jonah akan bidang sains sudah
terlihat sejak kecil, karena ketika masih kecil, dia sudah bisa
menjelaskan anatomi manusia yang kompleks.
"Saya senang sains
karena masih banyak penemuan yang bisa dilakukan. Saya ingin bisa
menemukan obat untuk penyakit penting khususnya kanker, karena ini masih
merupakan penyakit yang paling mematikan."
Dan bakat Jonah tidak
terbatas pada matematika dan sains saja. Dia juga berharap kemampuannya
menulis kreatif akan digunakannya untuk menerbitkan novel di satu saat
nanti. Dia juga memainkan alat musik perkusi, suka bermain sepak bola
dan basket.
HSC adalah kepanjangan dari Higher School Certificate, satu-satunya
tanda seseorang lulus sekolah di negara bagian New South Wales yang
setara dengan ujian akhir SMA di Indonesia. Ujian ini biasanya diikuti
oleh para pelajar yang berada di kelas 12, dan usia antara 16-17 tahun.
Jonah Soewandito baru berusia 11 tahun, dan sekarang sudah berada di kelas 12, sementara teman-teman seusianya pada umumnya masih di kelas 6.
Jonah yang sedang mengikuti pendidikan di Scots College ini akan ikut ujian mata pelajaran matematika dan kimia untuk tahun ini dan tahun depan akan menjalani ujian untuk mata pelajaran matematika lanjutan, fisika, dan bahasa Inggris.
Dalam usia 11 tahun, Jonah akan menjadi siswa termuda tahun ini yang ambil bagian dalam HSC, dan merupakan salah satu yang termuda yang pernah ikut ambil bagian dari ujian HSC di New South Wales.
Mereka yang mengikuti HSC ini, setiap tahunnnya bertambah dan di tahun 2015 ini pesertanya adalah 76.679 orang.
Jonah Soewandito bersama teman-temannya di kelas 12 di Scots College. (Photo: Edwina Pickles/Sydney Monrning Herald)
Dari nama keluarganya, Jonah tampaknya berasal atau memiliki darah Indonesia, namun kepada wartawan ABC International, L. Sastra Wijaya, Scots College hari Senin (13/10/2014) tidak mau mengukuhkan hal tersebut.
"Yang kami tahu Jonah adalah pelajar yang lahir di Australia," kata seorang staf di sana.
Ini disebabkan tampaknya karena cerita mengenai Jonah Soewandito ini muncul dalam pemberitaan di Sydney Morning Herald (SMH) hari Minggu (12/10), dan sejak itu banyak media lain termasuk radio dan televisi, ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Jonah dan keluarganya.
"Untuk sementara, keluarga tidak mau berbicara lagi dengan media, karena tidak mau memberikan tekanan berlebihan untuk Jonah yang sekarang sedang serius bersiap menghadapi ujian," kata staf tersebut.
"Jonah adalah murid paling berbakat yang pernah saya ajar." kata Metcalfe.
Tidak seperti murid-murid berbakat lainnya yang kadang hanya mengetahui satu subjek saja, Jonah Soewandito terlibat dalam banyak kegiatan di sekolah.
Di saat teman-temannya di kelas 12 dalam beberapa minggu terakhir tidak lagi hadir sekolah namun belajar di rumah guna menghadapi ujian, Jonah tetap hadir di sekolah setiap hari.
"Saya senang ke sekolah, sehingga bisa istirahat dari kegiatan belajar guna menghadapi ujian." katanya.
Scots College mengatakan bahwa ketertarikan Jonah akan bidang sains sudah terlihat sejak kecil, karena ketika masih kecil, dia sudah bisa menjelaskan anatomi manusia yang kompleks.
"Saya senang sains karena masih banyak penemuan yang bisa dilakukan. Saya ingin bisa menemukan obat untuk penyakit penting khususnya kanker, karena ini masih merupakan penyakit yang paling mematikan."
Dan bakat Jonah tidak terbatas pada matematika dan sains saja. Dia juga berharap kemampuannya menulis kreatif akan digunakannya untuk menerbitkan novel di satu saat nanti. Dia juga memainkan alat musik perkusi, suka bermain sepak bola dan basket.
- See more at:
http://australiaplus.com/indonesian/2014-10-13/usia-11-tahun-jonah-soewandito-sudah-ikut-ujian-akhir-sma-di-sydney/1378321#sthash.pFsABvKc.fedEp3ks.dpufJonah Soewandito baru berusia 11 tahun, dan sekarang sudah berada di kelas 12, sementara teman-teman seusianya pada umumnya masih di kelas 6.
Jonah yang sedang mengikuti pendidikan di Scots College ini akan ikut ujian mata pelajaran matematika dan kimia untuk tahun ini dan tahun depan akan menjalani ujian untuk mata pelajaran matematika lanjutan, fisika, dan bahasa Inggris.
Dalam usia 11 tahun, Jonah akan menjadi siswa termuda tahun ini yang ambil bagian dalam HSC, dan merupakan salah satu yang termuda yang pernah ikut ambil bagian dari ujian HSC di New South Wales.
Mereka yang mengikuti HSC ini, setiap tahunnnya bertambah dan di tahun 2015 ini pesertanya adalah 76.679 orang.
Dari nama keluarganya, Jonah tampaknya berasal atau memiliki darah Indonesia, namun kepada wartawan ABC International, L. Sastra Wijaya, Scots College hari Senin (13/10/2014) tidak mau mengukuhkan hal tersebut.
"Yang kami tahu Jonah adalah pelajar yang lahir di Australia," kata seorang staf di sana.
Ini disebabkan tampaknya karena cerita mengenai Jonah Soewandito ini muncul dalam pemberitaan di Sydney Morning Herald (SMH) hari Minggu (12/10), dan sejak itu banyak media lain termasuk radio dan televisi, ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Jonah dan keluarganya.
"Untuk sementara, keluarga tidak mau berbicara lagi dengan media, karena tidak mau memberikan tekanan berlebihan untuk Jonah yang sekarang sedang serius bersiap menghadapi ujian," kata staf tersebut.
Menurut
SMH, Jonah Soewandito adalah murid yang berbakat yang sudah diketahui
kecerdasannya sejak usia 4 tahun. Dia tidak lagi melewati masa taman
kanak-kanak dan langsung duduk di kelas 1. Ketika di kelas 3, Jonah
langsung dipercepat masuk ke kelas 5 karena dia sudah lebih maju
dibandingkan teman-teman sekelasnya.
Tahun
lalu, Scots College mengorganisir agar Jonah bisa belajar ilmu kimia
lewat lembaga terkenal di Amerika Serikat, Pusat John Hopkins bagi
Anak-anak Berbakat, dan sekolah ini dilaporkan sudah berbicara dengan
beberapa universitas mengenai kemungkinan Jonah kuliah setelah
menyelesaikan HSC tahun depan.
Menurut
salah seorang gurunya, Chris Metcalfe, Jonah sudah belajar kimia sejak
kelas 3 dimana pengetahuan kimianya sudah setara dengan mereka yang
duduk di kelas 11.
"Jonah adalah murid paling berbakat yang pernah saya ajar." kata Metcalfe.
Tidak seperti murid-murid berbakat lainnya yang kadang hanya mengetahui satu subjek saja, Jonah Soewandito terlibat dalam banyak kegiatan di sekolah.
Di saat teman-temannya di kelas 12 dalam beberapa minggu terakhir tidak lagi hadir sekolah namun belajar di rumah guna menghadapi ujian, Jonah tetap hadir di sekolah setiap hari.
"Saya senang ke sekolah, sehingga bisa istirahat dari kegiatan belajar guna menghadapi ujian." katanya.
Scots College mengatakan bahwa ketertarikan Jonah akan bidang sains sudah terlihat sejak kecil, karena ketika masih kecil, dia sudah bisa menjelaskan anatomi manusia yang kompleks.
"Saya senang sains karena masih banyak penemuan yang bisa dilakukan. Saya ingin bisa menemukan obat untuk penyakit penting khususnya kanker, karena ini masih merupakan penyakit yang paling mematikan."
Dan bakat Jonah tidak terbatas pada matematika dan sains saja. Dia juga berharap kemampuannya menulis kreatif akan digunakannya untuk menerbitkan novel di satu saat nanti. Dia juga memainkan alat musik perkusi, suka bermain sepak bola dan basket.
HSC adalah kepanjangan dari Higher School Certificate, satu-satunya
tanda seseorang lulus sekolah di negara bagian New South Wales yang
setara dengan ujian akhir SMA di Indonesia. Ujian ini biasanya diikuti
oleh para pelajar yang berada di kelas 12, dan usia antara 16-17 tahun.
Jonah Soewandito baru berusia 11 tahun, dan sekarang sudah berada di kelas 12, sementara teman-teman seusianya pada umumnya masih di kelas 6.
Jonah yang sedang mengikuti pendidikan di Scots College ini akan ikut ujian mata pelajaran matematika dan kimia untuk tahun ini dan tahun depan akan menjalani ujian untuk mata pelajaran matematika lanjutan, fisika, dan bahasa Inggris.
Dalam usia 11 tahun, Jonah akan menjadi siswa termuda tahun ini yang ambil bagian dalam HSC, dan merupakan salah satu yang termuda yang pernah ikut ambil bagian dari ujian HSC di New South Wales.
Mereka yang mengikuti HSC ini, setiap tahunnnya bertambah dan di tahun 2015 ini pesertanya adalah 76.679 orang.
Jonah Soewandito bersama teman-temannya di kelas 12 di Scots College. (Photo: Edwina Pickles/Sydney Monrning Herald)
Dari nama keluarganya, Jonah tampaknya berasal atau memiliki darah Indonesia, namun kepada wartawan ABC International, L. Sastra Wijaya, Scots College hari Senin (13/10/2014) tidak mau mengukuhkan hal tersebut.
"Yang kami tahu Jonah adalah pelajar yang lahir di Australia," kata seorang staf di sana.
Ini disebabkan tampaknya karena cerita mengenai Jonah Soewandito ini muncul dalam pemberitaan di Sydney Morning Herald (SMH) hari Minggu (12/10), dan sejak itu banyak media lain termasuk radio dan televisi, ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Jonah dan keluarganya.
"Untuk sementara, keluarga tidak mau berbicara lagi dengan media, karena tidak mau memberikan tekanan berlebihan untuk Jonah yang sekarang sedang serius bersiap menghadapi ujian," kata staf tersebut.
"Jonah adalah murid paling berbakat yang pernah saya ajar." kata Metcalfe.
Tidak seperti murid-murid berbakat lainnya yang kadang hanya mengetahui satu subjek saja, Jonah Soewandito terlibat dalam banyak kegiatan di sekolah.
Di saat teman-temannya di kelas 12 dalam beberapa minggu terakhir tidak lagi hadir sekolah namun belajar di rumah guna menghadapi ujian, Jonah tetap hadir di sekolah setiap hari.
"Saya senang ke sekolah, sehingga bisa istirahat dari kegiatan belajar guna menghadapi ujian." katanya.
Scots College mengatakan bahwa ketertarikan Jonah akan bidang sains sudah terlihat sejak kecil, karena ketika masih kecil, dia sudah bisa menjelaskan anatomi manusia yang kompleks.
"Saya senang sains karena masih banyak penemuan yang bisa dilakukan. Saya ingin bisa menemukan obat untuk penyakit penting khususnya kanker, karena ini masih merupakan penyakit yang paling mematikan."
Dan bakat Jonah tidak terbatas pada matematika dan sains saja. Dia juga berharap kemampuannya menulis kreatif akan digunakannya untuk menerbitkan novel di satu saat nanti. Dia juga memainkan alat musik perkusi, suka bermain sepak bola dan basket.
- See more at:
http://australiaplus.com/indonesian/2014-10-13/usia-11-tahun-jonah-soewandito-sudah-ikut-ujian-akhir-sma-di-sydney/1378321#sthash.pFsABvKc.fedEp3ks.dpufJonah Soewandito baru berusia 11 tahun, dan sekarang sudah berada di kelas 12, sementara teman-teman seusianya pada umumnya masih di kelas 6.
Jonah yang sedang mengikuti pendidikan di Scots College ini akan ikut ujian mata pelajaran matematika dan kimia untuk tahun ini dan tahun depan akan menjalani ujian untuk mata pelajaran matematika lanjutan, fisika, dan bahasa Inggris.
Dalam usia 11 tahun, Jonah akan menjadi siswa termuda tahun ini yang ambil bagian dalam HSC, dan merupakan salah satu yang termuda yang pernah ikut ambil bagian dari ujian HSC di New South Wales.
Mereka yang mengikuti HSC ini, setiap tahunnnya bertambah dan di tahun 2015 ini pesertanya adalah 76.679 orang.
Dari nama keluarganya, Jonah tampaknya berasal atau memiliki darah Indonesia, namun kepada wartawan ABC International, L. Sastra Wijaya, Scots College hari Senin (13/10/2014) tidak mau mengukuhkan hal tersebut.
"Yang kami tahu Jonah adalah pelajar yang lahir di Australia," kata seorang staf di sana.
Ini disebabkan tampaknya karena cerita mengenai Jonah Soewandito ini muncul dalam pemberitaan di Sydney Morning Herald (SMH) hari Minggu (12/10), dan sejak itu banyak media lain termasuk radio dan televisi, ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Jonah dan keluarganya.
"Untuk sementara, keluarga tidak mau berbicara lagi dengan media, karena tidak mau memberikan tekanan berlebihan untuk Jonah yang sekarang sedang serius bersiap menghadapi ujian," kata staf tersebut.
Menurut
SMH, Jonah Soewandito adalah murid yang berbakat yang sudah diketahui
kecerdasannya sejak usia 4 tahun. Dia tidak lagi melewati masa taman
kanak-kanak dan langsung duduk di kelas 1. Ketika di kelas 3, Jonah
langsung dipercepat masuk ke kelas 5 karena dia sudah lebih maju
dibandingkan teman-teman sekelasnya.
Tahun
lalu, Scots College mengorganisir agar Jonah bisa belajar ilmu kimia
lewat lembaga terkenal di Amerika Serikat, Pusat John Hopkins bagi
Anak-anak Berbakat, dan sekolah ini dilaporkan sudah berbicara dengan
beberapa universitas mengenai kemungkinan Jonah kuliah setelah
menyelesaikan HSC tahun depan.
Menurut
salah seorang gurunya, Chris Metcalfe, Jonah sudah belajar kimia sejak
kelas 3 dimana pengetahuan kimianya sudah setara dengan mereka yang
duduk di kelas 11.
"Jonah adalah murid paling berbakat yang pernah saya ajar." kata Metcalfe.
Tidak seperti murid-murid berbakat lainnya yang kadang hanya mengetahui satu subjek saja, Jonah Soewandito terlibat dalam banyak kegiatan di sekolah.
Di saat teman-temannya di kelas 12 dalam beberapa minggu terakhir tidak lagi hadir sekolah namun belajar di rumah guna menghadapi ujian, Jonah tetap hadir di sekolah setiap hari.
"Saya senang ke sekolah, sehingga bisa istirahat dari kegiatan belajar guna menghadapi ujian." katanya.
Scots College mengatakan bahwa ketertarikan Jonah akan bidang sains sudah terlihat sejak kecil, karena ketika masih kecil, dia sudah bisa menjelaskan anatomi manusia yang kompleks.
"Saya senang sains karena masih banyak penemuan yang bisa dilakukan. Saya ingin bisa menemukan obat untuk penyakit penting khususnya kanker, karena ini masih merupakan penyakit yang paling mematikan."
Dan bakat Jonah tidak terbatas pada matematika dan sains saja. Dia juga berharap kemampuannya menulis kreatif akan digunakannya untuk menerbitkan novel di satu saat nanti. Dia juga memainkan alat musik perkusi, suka bermain sepak bola dan basket.