Kuliah Jurusan Akuntansi Malah Sukses di Dunia Furniture Hingga ke Jerman




Memiliki keterampilan yang terasah sejak belia membuat seniman kayu asal Jepara, Sosok Zaky Sulaiman, mendulang sukses. Seniman kayu yang sudah berkecimpung di pembuatan replika kayu dan ukiran kayu sejak tahun 2003 ini kini sukses meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan.

Zaky memulai usaha produksi ukiran kayu karena meneruskan bisnis sang kakak, Cholid Sulaiman. Setelah lulus dari jurusan Akuntasi, Universitas Diponegoro Semarang, Zaky memutuskan untuk mengembangkan usaha keluarga. Di bawah naungan De Java Furniture, Zaky semakin agresif dalam melakukan pemasaran dan produksi kayu yang semakin bervariasi.

De Java Furniture merupakan industri rumahan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan aneka barang dan kerajinan dari kayu. Selain membuat replika kendaraan, De Java juga membuat furnitur lain bergaya model vintage, model Scandinavian dan model Shabby. Khusus untuk replika kendaraan, dimulai pada tahun 2003.

Meski ia kuliah di jurusan Akuntansi, Zaky mengaku tidak menyesal, malah ia bersyukur sebab itu mengajarinya bagaimana menghitung dan mengelola keuangan perusahaan dengan baik.

Awal mula menjalankan usaha kerajinan kayu ini karena dia melihat banyak perajin ukir yang ahli di Jepara yang kesulitan mengakses pasar internasional karena keterbatasan pengetahuan mengenai teknologi yang mereka miliki. "Mereka seperti sekumpulan penumpang yang menunggu supir yang mau mengantar mereka ke pasar yang lebih luas," kata Zaky.

Padahal sebagai wirausahawan, jika ingin maju harus agresif menjemput bola. Dia tidak jarang ia mengajukan proposal dan mencoba berjualan di situs jual beli populer seperti tradeworld.com. Dan akhirnya dia membuat situs sendiri dejavafurniture.com.

Beberapa bulan setelah peluncuran situsnya, seorang pelanggan asal Belanda tertarik dengan produknya. Setelah itu ada lagi pembeli asal Jerman yang juga tertarik dengan produk jualannya.

Untuk replika kendaraan, Zaky membuat mobil tipe Mercedes-Benz 300SL keluaran tahun 1995. Harga jualnya Rp 45 juta per unit. Pengerjaannya membutuhkan waktu hingga enam bulan. "Butuh ketelitian dan kesabaran luar biasa. Jok, dashboard, dan interior juga disesuaikan dengan gaya mobil asli dan sangat detil," kata Zaky.

Pertama kali memasarkan replika mobil ini, produknya langsung dibawa ke Duisberg, Jerman. Waktu itu produknya terjual seharga Rp 73 juta.

Selain mobil, lelaki berusia 27 tahun ini juga membuat replika kendaraan lain seperti Harley Davidson dari kayu. Harga jualnya sebesar Rp 25 juta per unit. Sementara replika sepeda kayu dibanderol Rp 4 juta per unit.

Dari replika kendaraan kayu saja, Zaky bisa mengantongi omzet hingga Rp 200 juta lebih per bulan. Untuk urusan pemasaran, Zaky banyak menjual produknya lewat situs.

Tidak jarang ia juga berpromosi lewat media sosial Instagram dan Facebook serta rajin mengikuti pameran kerajinan kayu. Ke depan, Zaky berencana akan mendirikan galeri khusus penjualan yang berlokasi di Jakarta.




Editor : Nurma
Sumber : kontan.co.id/