Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta mewisuda sebanyak 470 lulusan yang terdiri dari 419 orang program D3 reguler, 25 orang program D1 logistik, dan 26 orang program beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL).
"Saya mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi kepada 182 lulusan program D3 reguler yang telah bekerja," kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat dalam sambutannya pada Wisuda Politeknik APP Tahun 2015 di Jakarta, Selasa (3/11).
Selain itu, keseluruhan lulusan D1 logistik telah mendapatkan penempatan kerja melalui ASPERINDO serta lulusan TPL telah melaksanakan kontrak kerja dengan Ditjen IKM untuk membina sentra IKM. "Diharapkan ke depan para lulusan TPL menjadi wirausaha di daerahnya masing-masing," ujar Sekjen.
Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan buah kerjasama antara para mahasiswa, orangtua, dosen dan masyarakat industri dalam melaksanakan proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kampus. "Saya meminta kepada para lulusan ini agar selalu mengembangkan pengetahun, kemampuan, dan kompetensinya di dunia kerja serta mampu membina teamwork dan network baik antar sesama alumni maupun dengan insan-insan industri," harapnya.
Terlebih lagi, kata Sekjen, penyiapan tenaga kerja industri saat ini menjadi penting mengingat pada awal tahun depan akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bertujuan untuk membangun ASEAN menjadi sebuah pasar tunggal dan kesatuan produksi. Pada saat itu akan terjadi arus bebas atas barang, jasa, investasi, dan modal.
Bahkan tantangan yang paling berat nanti adalah arus bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labor). "Oleh karena itu, untuk mempercepat pembangunan industri nasional, diperlukan dukungan SDM yang kompeten khususnya tenaga kerja sektor industri," tegas Syarif.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah diamanatkan upaya pembangunan tenaga kerja industri. Langkah-langkah yang akan dilakukan, yaitu melalui: (1) pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi; (2) pelatihan industri berbasis kompetensi; (3) pemagangan industri; dan (4) sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja dan calon tenaga kerja industri.
"Mengingat Kementerian Perindustrian merupakan inisiator penyusunan PP tersebut, maka unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian termasuk Politeknik APP harus menjadi pionir dan role model penyelenggaraan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi," papar Syarif.
Untuk itu, visi yang harus diwujudkan dalam rangka pengembangan Politeknik di lingkungan Kementerian Perindustrian, antara lain: (1) Menjadi pelopor dan best practice pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang link and match dengan dunia usaha industri; (2) Mengembangkan satu spesialisasi yang menjadi ikon, seperti Politeknik APP Jakarta dengan spesialisasi manajemen logistik.
Selanjutnya, (3) Mampu membangun persepsi dan pandangan masyarakat bahwa pendidikan vokasi industri merupakan pendidikan yang menjadi pilihan utama serta memberikan jaminan kerja bagi lulusannya; (4) Meningkatkan jenjang pendidikan, seperti di Politeknik APP Jakarta yang saat ini menjalankan program Diploma 3 akan meningkat menjadi Diploma 4; serta (5) Harus memiliki unit inkubator bisnis yang handal dan terpecaya dalam menghasilkan wirausaha industri.
"Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan dukungan tenaga pengajar yang kompeten dan profesional. Selama ini Pusdiklat Industri telah memfasilitasi para dosen di seluruh Politeknik Kemenperin untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang S3," tegas Sekjen. Tidak hanya itu, Pusdiklat Industri telah memfasilitasi kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah pada jurnal internasional, sehingga diharapkan dapat menghasilkan guru besar (profesor) dari politeknik di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 3 November 2015
Kepala Pusat Komunikasi Publik
Penulis : http://www.kemenperin.go.id/
Kategori Artikel : Berita
"Saya mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi kepada 182 lulusan program D3 reguler yang telah bekerja," kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat dalam sambutannya pada Wisuda Politeknik APP Tahun 2015 di Jakarta, Selasa (3/11).
Selain itu, keseluruhan lulusan D1 logistik telah mendapatkan penempatan kerja melalui ASPERINDO serta lulusan TPL telah melaksanakan kontrak kerja dengan Ditjen IKM untuk membina sentra IKM. "Diharapkan ke depan para lulusan TPL menjadi wirausaha di daerahnya masing-masing," ujar Sekjen.
Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan buah kerjasama antara para mahasiswa, orangtua, dosen dan masyarakat industri dalam melaksanakan proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kampus. "Saya meminta kepada para lulusan ini agar selalu mengembangkan pengetahun, kemampuan, dan kompetensinya di dunia kerja serta mampu membina teamwork dan network baik antar sesama alumni maupun dengan insan-insan industri," harapnya.
Terlebih lagi, kata Sekjen, penyiapan tenaga kerja industri saat ini menjadi penting mengingat pada awal tahun depan akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bertujuan untuk membangun ASEAN menjadi sebuah pasar tunggal dan kesatuan produksi. Pada saat itu akan terjadi arus bebas atas barang, jasa, investasi, dan modal.
Bahkan tantangan yang paling berat nanti adalah arus bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labor). "Oleh karena itu, untuk mempercepat pembangunan industri nasional, diperlukan dukungan SDM yang kompeten khususnya tenaga kerja sektor industri," tegas Syarif.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah diamanatkan upaya pembangunan tenaga kerja industri. Langkah-langkah yang akan dilakukan, yaitu melalui: (1) pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi; (2) pelatihan industri berbasis kompetensi; (3) pemagangan industri; dan (4) sertifikasi kompetensi bagi tenaga kerja dan calon tenaga kerja industri.
"Mengingat Kementerian Perindustrian merupakan inisiator penyusunan PP tersebut, maka unit pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian termasuk Politeknik APP harus menjadi pionir dan role model penyelenggaraan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi," papar Syarif.
Untuk itu, visi yang harus diwujudkan dalam rangka pengembangan Politeknik di lingkungan Kementerian Perindustrian, antara lain: (1) Menjadi pelopor dan best practice pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang link and match dengan dunia usaha industri; (2) Mengembangkan satu spesialisasi yang menjadi ikon, seperti Politeknik APP Jakarta dengan spesialisasi manajemen logistik.
Selanjutnya, (3) Mampu membangun persepsi dan pandangan masyarakat bahwa pendidikan vokasi industri merupakan pendidikan yang menjadi pilihan utama serta memberikan jaminan kerja bagi lulusannya; (4) Meningkatkan jenjang pendidikan, seperti di Politeknik APP Jakarta yang saat ini menjalankan program Diploma 3 akan meningkat menjadi Diploma 4; serta (5) Harus memiliki unit inkubator bisnis yang handal dan terpecaya dalam menghasilkan wirausaha industri.
"Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan dukungan tenaga pengajar yang kompeten dan profesional. Selama ini Pusdiklat Industri telah memfasilitasi para dosen di seluruh Politeknik Kemenperin untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang S3," tegas Sekjen. Tidak hanya itu, Pusdiklat Industri telah memfasilitasi kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah pada jurnal internasional, sehingga diharapkan dapat menghasilkan guru besar (profesor) dari politeknik di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
Jakarta, 3 November 2015
Kepala Pusat Komunikasi Publik
Penulis : http://www.kemenperin.go.id/
Kategori Artikel : Berita