Saveupdata.com -Depok. Cerita dari sosok seorang pedagang sewu - sewu ( seribu - seribu ) yang setiap hari berkeliling di kota Depok. Beliau mempunyai ciri khas setiap berjualan beliau selalu menawarkan produknya dengan ucapkan harga sewu - sewu. Dikutip dari facebook Wajah Jakarta Bapak penjual sewu - sewu ini banyak cerita tetang perjuangan beliau bedagang, berikut cerita beliau betapa pahitnya bertahan hidup di kota besar .
“Saya sudah 5 tahun saya berdagang tisu, jepitan rambut, dan es lilin
keliling. Dulu, ketika masih ada kereta listrik ekonomi Bogor—Jakarta,
saya berjualan otak-otak di kereta. Tapi
sekarang sudah tidak bisa lagi berjualan di dalam kereta commuter line.
Akhirnya saya beralih berjualan es lilin, tisu, dan jepitan rambut.
Kalau es lilin bukan punya saya, tapi titipan ibu kontrakan saya. Modal
pertama saya dapatkan dari beberapa mahasiswa UI, Gunadarma, Politeknik
Negeri Jakarta, dan Universitas Pancasila. Biasanya saya berjualan di
sekitaran UI dan Jalan Margonda. Kalau dari lubuk hati yang paling
dalam, saya maunya pulang kampung saja ke Cirebon. Menghabiskan masa tua
di sana bareng keluarga, buka usaha di sana. Tapi mau bagaimana lagi
modal pulang kampung tidak ada. Makanya saya harus bekerja keras supaya
bisa mengumpulkan modal untuk pulang kampung.”
Ujar Bapak Suparno, 63 tahun ketika ditemui tim Saveupdata.com di Jalan Margonda, Depok, pedagang keliling di kota Depok yang selalu menawarkan harga sewu - sewu penuh semangat berjualan.