Showing posts with label Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Sekolah. Show all posts

Perjalanan Ke Sekolah Paling Ekstrim di Indonesia



Saveupdata.com -Cita-citamu setinggi langit! Slogan itu terpatri kuat dalam benak anak-anak ketika menimba ilmu. Apa pun akan mereka lakukan, selama itu memberikan manfaat besar dalam jenjang pendidikan yang mereka tempuh.
 
Untuk mendapatkan ilmu, berbagai rintangan mereka hadapi. Jauhnya jarak ke sekolah, terjalnya jalan, panas menyengat, hujan deras, dan bahkan harus berhadapan dengan maut, bukan masalah besar bagi anak-anak yang menuntut ilmu.

Berikut foto - foto perjalanan sekolah yang membahayakan ;

 Anak Sekolah harus turun gunung

 Berangkat Sekolah dengan melintasi jembatan berbahaya

 Anak sekolah dasar menyeberangi jembatan yang sesungguhnya adalah saluran air yang dibuat menyeberang di Desa Plempungan, Karanganyar, Jawa Tengah













13 Hal Yang Hanya Dirasakan Oleh Anak SMA

Bagi kamu yang sudah lulus SMA, mungkin akan menyadari bahwa masa-masa paling indah adalah saat berada di bangku SMA. Terlepas dari benar tidaknya, hal itu dibuktikan ketika kamu sedang merindukan saat-saat berkumpul dengan teman-temanmu, bertemu dengan gebetanmu dan beberapa aktivitas seru lainnya.

Baca Juga : 10 Manfaat Menulis Diary Untuk Mendukung Kesuksesanmu

Namun bagi kamu yang saat ini

Pergi ke Sekolah Para Siswa Harus Bertaruh Nyawa Melewati Jembatan 'Titian'




SOLO - Para siswa di dua Kabupaten yakni Karanganyar dan Boyolali, Jawa Tengah harus bertaruh nyawa untuk bersekolah.
 
Hal ini lantaran siswa yang berada di dua kabupaten ini tepatnya di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar serta di Desa Suruh, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali harus melintasi jembatan yang kondisinya memprihatinkan.

Para siswa ini harus melintasi sungai Pepe melalui jembatan sepanjang 50 meter yang hanya terbuat dari sebilah papan di atas saluran irigasi yang menghubungkan kedua desa ini.

Resiko jatuh ke bawah sungai yang setinggi 25 meter dari jembatan dilalui para siswa untuk mempersingkat waktu, lantaran apabila harus memutar ke jembatan di Pasar Colomadu harus menempuh jarak delapan hingga 10 kilometer.

"Tidak takut jatuh karena sudah biasa. Tetapi ya harus hati-hati karena kalau hujan papannya licin. Kalau lewat sini jaraknya lebih dekat hanya sekitar satu kilometer," ujar Arif yang berasal dari Desa Bolon, Karanganyar yang hendak berangkat ke sekolahnya di MTS Ngemplak, Boyolali, Kamis (12/3/2015).

Hal senada juga diutarakan warga Ngemplak, Boyolali yang hendak berangkat ke sekolahnya yakni SMK YP Colomadu, Karanganyar, Dicky yang beberapa kali sering melihat orang jatuh.
"Pernah ada juga yang jatuh, dan berharap pemerintah dapat menyediakan atau memperbaiki jembatan ini," harapnya. (*)



Sumber : tribunnews.com

TETAP SEMANGAT KE SEKOLAH MESKI LEWATI JEMBATAN BERBAHAYA


 
Bersyukurlah jika saat ini anak-anak Anda ke sekolah bisa lewati jalan mulus tidak ada rintangan saat bepergian. Tapi bayangkan adik-adik kita di desa terpencil seperti di Boyolali ini, saat akan ke sekolah mereka harus menempuh jembatan yang berbahaya. 

“Jembatan” ini menghubungkan antara dua desa, yaitu Plempungan di Kabupaten Karanganyar dan Desa Suro di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Rangkaian batang besi panjang ini sebenarnya bukanlah jembatan, melainkan saluran irigasi yang mengalirkan air dari Waduk Cengklik menuju sawah-sawah di sekitarnya. 

Jembatan ini hanya terdiri dari pijakan dari papan kayu selebar 40 cm yang disusun di sepanjang rangka besi jembatan irigasi yang dibuat pada jaman Belanda. Saluran irigasi selebar ±1,5 meter ini tergantung di atas jurang sedalam 15-20 meter oleh 2 pasang besi panjang melengkung di antara dua struktur penahan di ujung saluran. 

Setiap musim penghujan, papan kayu yang melintang di atas batangan besi menjadi licin. Akibatnya, banyak anak sekolah atau orang dewasa yang terpeleset saat melintas. Beruntung, mereka terjatuh diatas saluran irigasi sehingga hanya mengalami luka lecet. Meski begitu anak-anak ini tetap memilih melewati jembatan ini sebagai jalur alternatif untuk mempersingkat jarak 8 km. (KF-Vey/ antaranews.com/ sangpencerah.com/ timlo.net/)