Mungkin ada di antara kita yang menganggap
bahwa mereka yang memiliki bisnis sudah pasti bahagia. Dapat mengatur
jadwal kerja sesuka hati, tidak dimarahi atasan, bisa ngomelin orang,
dan pendapatan yang besar tentunya.
Padahal tidak selamanya demikian. Tak sedikit pebisnis yang bangkrut, ditipu, barang nggak laku, memiliki banyak utang, hingga kemudian depresi. Perjalanan tidak selamanya mulus, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Lalu, Bagaimana agar tetap bahagia?
Padahal tidak selamanya demikian. Tak sedikit pebisnis yang bangkrut, ditipu, barang nggak laku, memiliki banyak utang, hingga kemudian depresi. Perjalanan tidak selamanya mulus, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Lalu, Bagaimana agar tetap bahagia?
1. Berorientasi pada hasil
Munafik rasanya jika kita tidak menginginkan uang, tapi sama halnya dengan pekerjaan lain, Anda butuh passion untuk menjalankan sebuah bisnis. Karena hal itu akan membuat Anda menikmati perjalanan bisnis yang Anda rintis dari awal. Jika Anda mengincar tujuan akhir, itu hanya akan membuat Anda mudah putus asa saat menghadapi masalah.
Munafik rasanya jika kita tidak menginginkan uang, tapi sama halnya dengan pekerjaan lain, Anda butuh passion untuk menjalankan sebuah bisnis. Karena hal itu akan membuat Anda menikmati perjalanan bisnis yang Anda rintis dari awal. Jika Anda mengincar tujuan akhir, itu hanya akan membuat Anda mudah putus asa saat menghadapi masalah.
“Life is a journey, not a destination,” ucap Ralph Waldo Emerson, seorang penulis esai dan penyair terkenal.
2. Jangan Iri dengan orang lain
Ungkapan seperti, “Seandainya saya ‘seperti dia/terlahir kaya/memiliki banyak waktu luang’, saya pasti bisa ‘berbisnis/tidak gagal/sukses’ melebihi dia,” sering dijadikan alasan oleh mereka yang malas. Padahal tiap orang memiliki hidupnya masing-masing, jadi jalani saja hidupmu dengan caramu sendiri. Rumput tetangga selalu tampak lebih “hijau”.
Ungkapan seperti, “Seandainya saya ‘seperti dia/terlahir kaya/memiliki banyak waktu luang’, saya pasti bisa ‘berbisnis/tidak gagal/sukses’ melebihi dia,” sering dijadikan alasan oleh mereka yang malas. Padahal tiap orang memiliki hidupnya masing-masing, jadi jalani saja hidupmu dengan caramu sendiri. Rumput tetangga selalu tampak lebih “hijau”.
“You must live in the present, launch yourself on every wave, and find your eternity in each moment. Fools stand on their island of opportunities and look toward another land. There is no other land; there is no other life but this,” kata Henry David Thoreau, seorang penulis dan penyair Amerika yang lahir di tahun 1817.
3. Jangan Lupa tujuan hidup
Terkadang kita lupa tentang tujuan hidup kita. Hasilnya, Anda jadi setengah-setengah ketika akan melakukan sesuatu. Ingatkan terus tentang tujuan hidup Anda, kenapa Anda menjalani bisnis, dan semacamnya.
Kunci untuk mengubah hidup adalah mengingat dorongan yang memotivasi Anda, dan jika dorongan semakin pudar, langkah Anda pun kian lemah.
Terkadang kita lupa tentang tujuan hidup kita. Hasilnya, Anda jadi setengah-setengah ketika akan melakukan sesuatu. Ingatkan terus tentang tujuan hidup Anda, kenapa Anda menjalani bisnis, dan semacamnya.
Kunci untuk mengubah hidup adalah mengingat dorongan yang memotivasi Anda, dan jika dorongan semakin pudar, langkah Anda pun kian lemah.
“Remembering that you are going to die is the best way I know to avoid the trap of thinking you have something to lose. You are already naked. There is no reason not to follow your heart,” tutur Steve Jobs.
Bahagia itu bukan tentang apa yang Anda miliki sekarang, tapi prinsip yang dipegang untuk memilih jalan hidup yang Anda jalani. Salam Sukses!