Sampai saat ini, mata uang yang
diakui secara internasional oleh PBB berjumlah 180. Dari jumlah
tersebut, dolar Amerika Serikat (AS) masih menjadi mata uang acuan yang
menjadi patokan nilai tukar mata uang lainnya.
Dalam hubungannya dengan dolar AS, ada mata uang yang nilainya justru
lebih tinggi, misalnya saja mata uang euro yang digunakan di banyak
negara Eropa. Selain itu, ada pula mata uang yang nilainya berada di
bawah dolar AS, dan memang kebanyakan demikian.
Beberapa mata uang bahkan memiliki nilai yang sangat rendah terhadap
dolar AS. Hal ini kemudian memicu istilah mata uang sampah, yang mengacu
pada nilai tukar yang terlampau jauh dari dolar AS.
Data dari The Richest menunjukkan ada 15 mata uang dengan
nilai tukar yang paling rendah terhadap dolar AS. Dalam daftar tersebut,
ternyata mata uang Indonesia, rupiah, termasuk dalam salah satu mata
uang sampah.
Menurut data tersebut, Indonesia menempati posisi ke-4 sebagai negara
dengan nilai mata uang terendah di dunia. Sampai saat ini, 1 US$ setara
dengan Rp 12.467.
Nilai tukar tersebut merupakan nilai terlemah sejak Agustus lalu, yaitu sekitar 1,3 persen, demikian menurut Bloomberg, Sabtu (13/12/2014).
Majalah The Economist menyebutkan, bahwa masalah indonesia
adalah infrastruktur yang jelek, pemerintahan yang birokratis dan
korupsi yang menggurita. Kondisi inilah yang membuat nilai tukar rupiah
sangat rendah terhadap dolar AS.
Adapun negara dengan mata uang sampah nomor
1 di dunia adalah Iran dengan mata uangnya rial. Mengikuti rial, ada
mata uang dong dari Vietnam dan mata uang dobra dari Sao Tome yang
menempati posisi ke2 dan ke-3 di atas Indonesia.
sumber ; liputan6.com