Desainer Indonesia Perkenalkan Hijab Fashion ke Dunia




Desainer muda terkemuka Indonesia Dian Pelangi (24) memperkenalkan hijab fashion kepada dunia dengan menggelar pelatihan cara pemakaian hijab dalam berbagai gaya di London.

"Saya ingin memperkenalkan hijab fashion kepada dunia," ujar Dian Pelangi kepada Antara London seusai workshop pada ajang "International Fashion Showcase" (IFS) dan "London Fashion Week" (FSW), Selasa,

Kegiatan itu dihadiri pengamat mode, mahasiswa fashion dan juga istri Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya Lastry Thayeb dan pejabat KBRI London lainnya Anita Lidya Luhulima.

Dian Pelangi diundang oleh "London College of Fashion" untuk mengikuti program residensi di London. Selama dua pekan dari 22 Februari sampai 10 Maret, Dian berkolaborasi dengan mahasiswa tahun ketiga dan tahun terakhir dari program studi BA Textiles untuk membuat proyek yang terinspirasi dari koleksi Dian Pelangi.

Pelatihan yang hanya berlangsung selama satu jam itu berhasil menyedot perhatian dari para pengunjung IFS, mahasiswa yang menekuni desain dan pemerhati fashion yang berlangsung di parkiran yang disulap menjadi tempat peragaan busana dalam rangkaian London Fashion Week.

Sekretaris Satu KBRI London Hastin AB Dumadi mengakui ketertarikan para pengunjung yang hadir tidak saja karena kepiawaian Dian Pelangi memberikan workshop pemakaian hijab, namun karena sosok Dian sebagai entrepreneur muda di bidang fashion.

Dalam acara IFS yang didukung British Council dan London Fashion Week (FSW) di London, Dian Pelangi diundang khusus untuk memberikan presentasi mengenai desain dan perjalanan pengembangan bisnisnya di depan para mahasiswa London College of Fashion dan para desainer lainnya yang berpartisipasi di IFS.

Kehadiran Dian Pelangi di ajang fashion terkemuka di London ini didukung pula London for Fashion Enterprise, London College of Fashion, British Council, dan Kemendag RI. Sebelumnya, Dian Pelangi menampilkan karyanya di New York Couture Fashion Week di AS. 

Dalam rangkaian kegiatan di IFS dan FSW ini, Dian juga memilih dua mahasiwa London College of Fashion untuk melihat tempat usahanya di Pekalongan, Jawa Tengah. Banyak para peserta yang menghadiri presentasi Dian Pelangi di London ingin mengetahui perjalanan Dian dalam merintis usahanya dan menembus pasar internasional.

Karya Dian semuanya dibuat di Indonesia dan terinspirasi oleh batik serta budaya Indonesia. Karya-karya desain Dian semuanya merupakan buatan tangan sehingga unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.

Dian menyatakan bahwa dalam pengembangan bisnisnya tidak semata-semata mempertimbangkan aspek bisnis, namun juga renjana atau "passion" untuk memberikan karya terbaik.

Selama di London, Dian akan mengadakan beberapa acara di antaranyan dialog dan lokakarya, seperti penataan hijab di IFS pada 24 Februari 2015 di Brewers Street Car Park dan public lecture tentang "Faith and Fashion" di London College of Fashion pada 2 Maret 2015. 

Dari residensi ini Dian akan menyeleksi dua mahasiswa dari London College of Fashion untuk diundang dalam program pertukaran residensi selama tiga bulan di tempat produksi Dian Pelangi di Pekalongan, bekerja sama dengan perajin batik dan songket.

Hasil dari kolaborasi Dian dengan mahasiswa dari London College of Fashion akan ditampilkan dalam pergelaran fashion showcase di Jakarta Fashion Week pada Oktober 2015.

Dian Pelangi, adalah desainer busana Muslim dari generasi pertama Indonesia Fashion Forward. Dian lulus dari Ecole Superieur des Arts et Techniques de la Mode (ESMOD) pada 2008 dan membawa angin segar dan penuh warna ke panggung busana Muslim di Indonesia maupun mancanegara.

Dian terinspirasi akan pelangi yang begitu kaya warna dan selalu berusaha menggali kekayaan budaya Indonesia, mulai dari tie dye yang cerah, songket yang indah, sampai batik yang mewah.

Setelah diwawancarai oleh CNN pada tahun 2010, popularitas Dian melejit dan langsung menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan diikuti di dunia mode Indonesia. 

Menyadari pengaruhnya yang sudah sangat luas, anggota termuda dari Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) ini kini telah menerbitkan dua buah buku yang berisi kumpulan "street style" para Muslimah yang ditemuinya di negara-negara yang ia kunjungi dan "Brain Beauty Belief" yang telah menjadi "national bestseller" ini berisi kumpulan saran untuk Muslimah dari sisi agama hingga fashion.

Pada akhir 2011, Dian Pelangi diundang ke Paris untuk mengikuti "The International Fair of Muslim World" di Le Bourget dan memastikan jejaknya sebagai salah seorang desainer muda Indonesia yang patut diperhitungkan.

Di awal tahun 2015 ini, Dian Pelangi bersama kedua teman desainernya, yakni Barli Asmara dan Zaskia Sungkar mengikuti New York Couture Fashion Week dengan mengangkat kain asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, 14 Februari lalu di The Crowne Manhattan, Times Square, New York.

Program Indonesia Fashion Forward adalah inisiatif nirlaba yang berfokus pada pengembangan kapasitas label fashion Indonesia untuk siap bersaing di pasar internasional. 


Para desainer dilatih oleh ahli mode kelas dunia untuk mempertajam kreativitas, mengidentifikasi masalah dan solusi yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis, serta memahami branding, analisis penjualan, kemitraan strategis dan taktik untuk menembus pasar global.

Program ini merupakan kolaborasi dari Jakarta Fashion Week, Departemen Pariwisata Republik Indonesia, British Council dan Centre for Fashion Enterprise (CFE). Berbasis di London, CFE adalah inkubator bisnis fashion yang mendukung pengembangan label baru dan desainer untuk menjamin kelangsungan hidup dan sukses di pasar internasional. 

Melalui program IFF, para desainer juga mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk menampilkan karya mereka di berbagai acara fashion di tahap lokal dan internasional.(antara/mukafi niam)