Sosok bersahaja ini membuat anak muda terinspirasi dengannya. Di tengah
segudang kesibukannya, Billy menulis beragam artikel yang telah
menginspirasi ratusan ribu bahkan lebih dari satu juta pembacanya di
berbagai media digital. Apakah kunci kesuksesannya?
Menapak tilas kehidupan masa kecilnya, Billy Boen, biasa disapa Billy,
dikenal anak yang kerap membuat onar di sekolahnya. Tapi jangan salah,
Billy sangat konsisten dalam meraih cita-citanya untuk menjadi seorang
pimpinan perusahaan). “Masih teringat jelas bandelnya saya saat kecil.
Ada sebuah cerita unik saat SMA, yaitu wali kelas menunjuk saya untuk
menjadi ketua kelas. Sempat heran memang kenapa saya yang harus menjadi
ketua kelas.
Saya pikir mungkin ini strategi jitu darinya untuk mengubah kebandelan
saya menjadi murid yang bertanggung jawab terhadap tugasnya,” kenang
pria kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1978, ini.
Sejak kelas 3 SD, Billy terinspirasi oleh sang ayah. Meski sang ayah
adalah seorang pimpinan perusahaan, Billy menyampaikan bahwa kehidupan
keluarganya terbilang sederhana. Bahkan untuk biaya kuliah dan biaya
hidupnya, Billy bergantung pada kartu kredit. “Saya sampai ditertawakan
orang karena untuk membayar makanan seharga 3 dolar saja harus
menggunakan kartu kredit. Ini merupakan ide kreatif ayah dalam membiayai
kuliah, sebab saat itu Indonesia sedang krisis ekonomi.”
Billy mengambil kuliah S1 manajemen di Utah State University (USU),
Amerika Serikat, pada 1996. Ia hanya menempuh pendidikan selama 2 tahun 8
bulan dan lulus pada 1999. Kampus ini ia pilih berdasarkan kemauan
orang tuanya karena jumlah mahasiswa Indonesia-nya sedikit dan letaknya
jauh dari kota besar Amerika. “Tujuannya agar saya konsentrasi dalam
menjalani kuliah,” ungkapnya. Billy kemudian mengambil studi S2 di State
University of West Georgia. Gelar MBA ia peroleh hanya dalam tempo 1
tahun, dengan predikat kelulusan cum laude, di usia 22.
Semasa kuliah, Billy pernah menjadi Presiden Persatuan Mahasiswa
Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS). Selama memimpin organisasi ini,
jiwa kepemimpinan Billy mulai tampak jelas. “Ini berkat didikan orang
tua saya yang mengenalkan sikap tegas, kreatif, ramah, dan toleransi.”
Anak kedua dari tiga bersaudara ini juga pernah bergabung dengan Sigma
Chi, perkumpulan mahasiswa Yunani. Di sini, Billy merupakan satu-satunya
orang Asia yang bergabung. “Di sana saya dianggap anak bawang tapi
disayang dan ini merupakan penghargaan dari rasa keingintahuan saya yang
mau mempelajari culture, pola pikir, dan leadership dari mereka.
Bukankah seorang pemimpin harus pandai bergaul?”
Lepas lulus Billy memutuskan untuk bekerja dengan PT Berca Sportindo,
distributor tunggal Nike di Indonesia. Dari posisinya yang penting di
perusahaan ini, mulai dari asisten manajer lini produk Divisi Footwear,
manajer senior untuk semua devisi, dan pos manajer penjualan &
pemasaran Nike (korporat), jiwa kepemimpinannya tampak makin jelas.
Namun demikian, ia tidak berpuas diri, dan pada 2005 memutuskan untuk
bergabung dengan Oakley Indonesia yang berkantor pusat di Bali.
Menduduki posisi sebagai General Manajer di usia 26 tidak lantas membuat
Billy sombong. Prestasinya terlihat jelas dengan peningkatan penjualan
Oakley hingga tiga kali lipat dalam jangka tiga tahun dan penambahan
jumlah karyawan dari 80 menjadi 240.
Karier Billy terus meningkat dan pada Desember 2006 ia mendirikan
Jakarta International Management (JIM) bersama Rudhy Buntaram, pemilik
Optik Seis. Selanjutnya di tahun 2008, Billy digaet oleh Grup Mugi Rekso
Abadi (MRA) untuk dijadikan kepala divisi F&B dan membawahi tiga
entitas bisnis milik Grup MRA, yaitu Hard Rock Cafe Jakarta, Hard Rock
Cafe Bali, dan Haagen-Dazs, dengan total karyawan 500 orang.
Pada April 2009, Billy merilis buku Young On Top (YOT) yang diterbitkan
oleh GagasMedia. Buku ini berisi 30 kunci sukses di usia muda ditujukan
bagi anakmuda untuk bisa meraih kesuksesan terutama dalam pekerjaanny.
YOT kemudian berkembang jadi sebuah rangkaian YOT Campus Roadshow,
mengunjungi puluhan kampus ternama di Indonesia. Tidak hanya itu,
perkembangan YOT makin pesat dan menjadi ajang untuk mengenalkan bisnis kepada para pengusaha muda.
Terbukti, pada November 2009 Billy memulai program mingguan “Young On
Top Live” di sebuah stasiun radio dan Juli 2010 Billy membentuk Young On
Top Campus Ambassadors (YOT CA), program mentorship yang terinspirasi
dari Young On Top. Perkembangan YOT di Indonesia kemudian menarik salah
satu stasiun TV untuk menayangkan acara bertajuk “Young On Top” dengan
Billy sebagai pemandu acara.
Tak hanya memberikan motivasi pada kaum muda, Billy juga menggagas
program T2Share (Tee To Share) di YOT. Menurutnya, inisiatif ini
terinspirasi dari program ‘one for one’ Toms Shoes yang membagikan
sepatu kepada anak sekolah tak bersepatu. Pun begitu dengan T2Share.
Hanya saja, yang disumbangkan pada program ini berupa t-shirt. Untuk
setiap satu t-shirt yang terjual, maka satu t-shirt yang sama akan
disumbangkan untuk mereka yang membutuhkan. “Menurut saya kegiatan
sosial ini terasa lebih konkrit. Dengan dukungan komunitas YOT di 35
kota, saya berharap bisa keliling Indonesia untuk membagikan T-shirt
bagi yang membutuhkan,” tutup Billy.
Sumber : marketplus.co.id