Kunci Sukses Berwirausaha : Membuka Usaha Jangan Solo atau Duet, Minimal Bertiga


foto www.gruenderszene.de

Saveupdata.com -Namanya wirausaha tidak pernah ada aturan baku tentang bagaimana dan harus memulai dari mana, sampai haruskan membuka sendiri atau berpartner? Setidaknya bagi Anda yang berminat untuk berwirausaha, apa pun itu sektornya, CEO dan Co-Founder Bhinneka Hendrik Tio punya sedikit tips soal wirausaha solo, duet, atau beramai-ramai.
"Kalau tips dari saya, berwirausaha itu jangan sendiri. Jangan juga hanya berdua. Kenapa? Kalau berdua nanti berantem terus, apalagi kalau share kepemilikan sama besar. Harus ada orang ketiga yang jadi penengah. Jadi kalau mau berwirausaha mulailah minimal bertiga agar aman. Tapi tetap harus selektif dalam memilih partner," ujar Hendrik di acara Echelon 2016 dikutip dari marketeers.com.

Sikap serius Hendrik memang menghasilkan hingga kini. Bhinneka.com yang merupakan pionir e-commerce di Indonesia bisa bertahan sampai sekarang, di mana Hendrik mendirikannya di era di mana internet belum semasal sekarang. Portal e-commerce ini juga kini bisa bersaing dengan banyak perusahaan seperti halnya e-commerce, seperti Blibli, Bukalapak, sampai Tokopedia.

Namun di masa tidak sekompetitif sekarang, Bhinneka.com dibangun dengan modal minim. Tapi, di satu sisi waktu, mereka untuk berkembang sangat banyak. Sekarang berbeda, di mana waktu sangat sedikit untuk berkembang karena industri semakin kompetitif, sementara dari segi kapital tercukupi bahkan berlebih. Itu juga dikarenakan sekarang banyak bertebaran investor mau menginvestasikan dana mereka ke perusahaan-perusahaan online seperti Bhinneka.

"Modal itu diperlukan untuk mengcukupi kebutuhan akan waktu. Jadi, kalau dulu waktu banyak uang sedikit. Sekarang, ketika waktu semakin sedikit, uang ada untuk jadi solusi atas waktu," sambung Hendrik.
Hendrik mengaku mengalami masa banyak waktu sedikit uang ketika pertama kali mendirikan Bhinneka.com, setelah memutuskan menjadikan perusahaan distribusi yang didirikan pada 1993 menjadi peritel online pada tahun 1999.
Sementara, dari fase 2010 sampai 2015 lalu, bagi Hendrik adalah masa sedikit waktu banyak uang. Ketika internet mulai booming, banyak orang mulai sadar akan potensi bisnis online. "Tahun 2010 adalah tahun di mana Indonesia mulai ngeh akan bisnis online. Hasilnya bisa dilihat seperti sekarang," tutup Hendrik menunjuk semakin banyaknya startup digital berdiri.