Fakta unik terjadi di Indonesia. Bahwa penjual di platform-platform
online ternyata mayoritas adalah ibu-ibu yang sehari-hari bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Wajar karena waktu mereka habis di rumah dan
selingan sebagai penjual online dirasa menjanjikan. Tidak hanya ibu-ibu,
pekerja kantoran pun punya bisnis yang sama. Namun merintis jalan
menjadi seorang penjual barang di platform online tidak sekejap begitu
saja.
"Merintis jalan online itu tidak langsung menjadi pedagang apalagi untuk mereka yang memulai secara household. Awalnya mereka itu dulunya iseng untuk membeli barang secara online. Karena senang, dia beli. Kalau tidak, ya dijual lagi. Akhirnya mencari source barang sendiri, menemukan distributor yang tepat dan menjual barang-barang itu sendiri. Jadi jika mau memulai usaha online, mulailah jadi pembeli," ujar Andi S Boediman, Direktur Ideosource.
Menurutnya, dengan menjadi seorang pembeli terdahulu, seseorang bisa tahu kondisi lapangan sebenarnya. Pun begitu dengan tata cara serta mekanisme pembelian secara online lainnya. Poin lainnya adalah dengan kesenangan mencari barang secara online, lama-kelamaan seseorang akan tahu di mana mencari barang murah. Peluang untuk menjualnya dengan harga lebih mahal pun terbuka lebar.
"Nah, mereka yang bertahan itu selain sudah tahu kondisi dan mekanismenya, juga tahu bagaimana cara melayani dan membangun kepercayaan secara konsisten. Misalnya, dengan menjual barang yang kualitasnya sesuai dengan display. Timing pengiriman sehingga barang sampai tepat waktu seperti dijanjikan juga penting," sambung Andi.
Senada dengan Andi, William Tanuwijaya sebagai seorang pendiri dari toko online Tokopedia melihat hal tersebut sebagai hal positif yang kerap membuat bisnis online berkembang. "Dengan cara-cara tersebut, banyak sekali kasus di mana seorang ibu rumah tangga kini sudah punya omzet hingga miliaran rupiah. Di Tokopedia banyak sekali kasus-kasus seperti itu," tandas William.
"Merintis jalan online itu tidak langsung menjadi pedagang apalagi untuk mereka yang memulai secara household. Awalnya mereka itu dulunya iseng untuk membeli barang secara online. Karena senang, dia beli. Kalau tidak, ya dijual lagi. Akhirnya mencari source barang sendiri, menemukan distributor yang tepat dan menjual barang-barang itu sendiri. Jadi jika mau memulai usaha online, mulailah jadi pembeli," ujar Andi S Boediman, Direktur Ideosource.
Menurutnya, dengan menjadi seorang pembeli terdahulu, seseorang bisa tahu kondisi lapangan sebenarnya. Pun begitu dengan tata cara serta mekanisme pembelian secara online lainnya. Poin lainnya adalah dengan kesenangan mencari barang secara online, lama-kelamaan seseorang akan tahu di mana mencari barang murah. Peluang untuk menjualnya dengan harga lebih mahal pun terbuka lebar.
"Nah, mereka yang bertahan itu selain sudah tahu kondisi dan mekanismenya, juga tahu bagaimana cara melayani dan membangun kepercayaan secara konsisten. Misalnya, dengan menjual barang yang kualitasnya sesuai dengan display. Timing pengiriman sehingga barang sampai tepat waktu seperti dijanjikan juga penting," sambung Andi.
Senada dengan Andi, William Tanuwijaya sebagai seorang pendiri dari toko online Tokopedia melihat hal tersebut sebagai hal positif yang kerap membuat bisnis online berkembang. "Dengan cara-cara tersebut, banyak sekali kasus di mana seorang ibu rumah tangga kini sudah punya omzet hingga miliaran rupiah. Di Tokopedia banyak sekali kasus-kasus seperti itu," tandas William.
(the-marketeers.com)