Dengan gaya hidup sekarang yang makin
nyaman, makin banyak orang yang kesehariannya hanya pindah duduk dari
satu tempat ke tempat lain. Di rumah banyak duduk, lalu saat pergi ke
kantor kita duduk lagi di kursi mobil, sepeda motor, dan kendaraan umum.
Tiba di kantor kita duduk lagi. Saat pulang, kegiatan yang sama
terulang. Bisa dihitung berapa lama waktu duduk kita habiskan.
Namun berapa lama waktu duduk yang bisa dianggap melebihi batas kewajaran sehingga kita patut mewaspadainya? Sebuah penelitian dari University of Sydney menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki kecenderungan duduk secara kumulatif selama 11 jam sehari, berisiko sangat besar pada kesehatannya dan bahkan mengundang kematian lebih cepat.
Banyak duduk, ada hubungannya dengan gangguan peredaran darah, serangan jantung, diabetes, atau lainnya. Maka para peneliti menganjurkan, untuk mengurangi risiko kesehatan yang fatal, pekerja kantoran sebaiknya bergaya hidup lebih aktif.
Berikut ini ada sejumlah tips agar kita tidak terpacu untuk terus duduk:
1. Menyisipkan Kegiatan di Tengah Periode Duduk yang Lama
Saat sibuk dengan pekerjaan, usahakan memotong lamanya duduk dengan berdiri di samping meja, berjalan untuk sekadar menambah air minum, atau meregangkan otot, setidaknya setiap satu jam sekali. Meskipun tidak lama, itu bisa mengurangi risiko-risiko tadi.
2. Berbicara dengan teman kantor
Mungkin memang lebih praktis saat bicara pada teman di kantor dilakukan dengan suara keras tanpa bergerak dari tempat duduk jika dalam satu ruangan. Namun akan lebih baik saat ada keperluan untuk bicara dengan teman dilakukan dengan cara berjalan ke mejanya. Selain mendapatkan manfaat menggerakkan badan, cara itu tidak akan mengganggu teman lainnya karena bicara bisa dilakukan dengan suara lebih rendah atau berbisik.
3. Kurangi Email atau SMS
Di kantor, saat akan bicara ke teman seruangan, atau teman di seberang meja pun kita kerap menggunakan SMS, layanan messenger (seperti Yahoo Messenger, LINE, atau BlackBerry Messenger), atau email. Hampir tak ada lagi gerak. Apalagi untuk teman yang berbeda lantai. Oleh karena itu, jika ada keperluan yang bisa dikomunikasikan dengan verbal akan lebih baik jika menghindari SMS, email, atau layanan messenger. Usahakan datang ke mejanya agar ada kesempatan bergerak.
4. Peregangan
Selain berdiri di samping meja untuk membuat jeda panjangnya waktu duduk, usahakan melakukan peregangan ringan agar otot bisa rileks kembali. Selain itu, saat menerima telepon usahakan sesekali sambil berdiri sehingga memiliki jeda dari duduk lama.
5. Jalan kaki atau bersepeda
Jika jarak rumah dan kantor tidak terlalu jauh, usahakan gunakan sepeda untuk sampai ke tempat kerja sehingga kita memiliki kesempatan untuk lebih banyak bergerak. Bahkan jika jarak lebih pendek lagi, bisa dilakukan dengan jalan kaki. Bisa juga melakukannya dengan cara memarkir kendaraan tidak terlalu dekat ke kantor sehingga ada jarak yang bisa ditempuh dengan jalan kaki lebih banyak. Tentunya setiap orang punya kesempatan masing-masing agar bisa bergerak lebih banyak jika waktu untuk berolahraga sempit. Misalnya, lebih suka menggunakan tangga ketimbang lift selama itu bisa terjangkau dan tak mengganggu (tak sampai kelelahan dan membuat badan basah kuyup karena keringat)
Namun berapa lama waktu duduk yang bisa dianggap melebihi batas kewajaran sehingga kita patut mewaspadainya? Sebuah penelitian dari University of Sydney menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki kecenderungan duduk secara kumulatif selama 11 jam sehari, berisiko sangat besar pada kesehatannya dan bahkan mengundang kematian lebih cepat.
Banyak duduk, ada hubungannya dengan gangguan peredaran darah, serangan jantung, diabetes, atau lainnya. Maka para peneliti menganjurkan, untuk mengurangi risiko kesehatan yang fatal, pekerja kantoran sebaiknya bergaya hidup lebih aktif.
Berikut ini ada sejumlah tips agar kita tidak terpacu untuk terus duduk:
1. Menyisipkan Kegiatan di Tengah Periode Duduk yang Lama
Saat sibuk dengan pekerjaan, usahakan memotong lamanya duduk dengan berdiri di samping meja, berjalan untuk sekadar menambah air minum, atau meregangkan otot, setidaknya setiap satu jam sekali. Meskipun tidak lama, itu bisa mengurangi risiko-risiko tadi.
2. Berbicara dengan teman kantor
Mungkin memang lebih praktis saat bicara pada teman di kantor dilakukan dengan suara keras tanpa bergerak dari tempat duduk jika dalam satu ruangan. Namun akan lebih baik saat ada keperluan untuk bicara dengan teman dilakukan dengan cara berjalan ke mejanya. Selain mendapatkan manfaat menggerakkan badan, cara itu tidak akan mengganggu teman lainnya karena bicara bisa dilakukan dengan suara lebih rendah atau berbisik.
3. Kurangi Email atau SMS
Di kantor, saat akan bicara ke teman seruangan, atau teman di seberang meja pun kita kerap menggunakan SMS, layanan messenger (seperti Yahoo Messenger, LINE, atau BlackBerry Messenger), atau email. Hampir tak ada lagi gerak. Apalagi untuk teman yang berbeda lantai. Oleh karena itu, jika ada keperluan yang bisa dikomunikasikan dengan verbal akan lebih baik jika menghindari SMS, email, atau layanan messenger. Usahakan datang ke mejanya agar ada kesempatan bergerak.
4. Peregangan
Selain berdiri di samping meja untuk membuat jeda panjangnya waktu duduk, usahakan melakukan peregangan ringan agar otot bisa rileks kembali. Selain itu, saat menerima telepon usahakan sesekali sambil berdiri sehingga memiliki jeda dari duduk lama.
5. Jalan kaki atau bersepeda
Jika jarak rumah dan kantor tidak terlalu jauh, usahakan gunakan sepeda untuk sampai ke tempat kerja sehingga kita memiliki kesempatan untuk lebih banyak bergerak. Bahkan jika jarak lebih pendek lagi, bisa dilakukan dengan jalan kaki. Bisa juga melakukannya dengan cara memarkir kendaraan tidak terlalu dekat ke kantor sehingga ada jarak yang bisa ditempuh dengan jalan kaki lebih banyak. Tentunya setiap orang punya kesempatan masing-masing agar bisa bergerak lebih banyak jika waktu untuk berolahraga sempit. Misalnya, lebih suka menggunakan tangga ketimbang lift selama itu bisa terjangkau dan tak mengganggu (tak sampai kelelahan dan membuat badan basah kuyup karena keringat)