Jadi TKW di Hongkong, aktivis Fatayat NU, mengajar ngaji, on line, membantu yatim piatu, hingga penerjemah kita-kitab penting untuk perempaun dan anak-anak. Itulah Umi Muawanah, santri yang hidupnya dihabiskan untuk mengabdi.
Salah satu pengabdian, sekaligus karya intelektualnya yan menonjol adalah, menerjemahkan kitab bahasa Jawa yang ditulis dengan huruf Arab Pego ke dalam bahasa Indonesia. Ia menerjemahkan kitab itu di Hongkong, untuk pegangan Muslimah Indonesia yang bekerja sebagai TKW (buruh migran Indonesia) di negeri yang jarang mushola.
Salah satu kitab yang diterjemahkan adalahRisalatul Mahidl karya Kiai Haji Masruhan Ihsan. Kitab tersebut berisi hal ihwal haid: hikmah haid, darah haid, masa haid, cara mengqodlo shalat, yang membatalkan saat haid, merawat bayi, cara mandi besar, kehamilan, nifas, wiladah.
Kemudian perempuan berusia 40 tahun, asal Blitar, Jawa Timur itu juga menerjemahkan kitab Mar'ah Shalihah, yang berisi panduan menjadi seorang Muslimah. Modal menerjemah karena ia pernah nyantri di Pesantren Darul Ulum, Selotumpuk Wlingi, Blitar.
Dua kitab tersebut kemudian dicetak PCI NU Rintisan Hongkong bekerjasama dengan Fatayat NU Imza (Imroatu Zahro, red.) Hongkong.
Untuk mengetahui apa dan bagaimana Umi Muawanah yang bekerja di negeri tirai bambu sejak 2003 tersebut menerjemah, Abdullah Alawi dari NU Online, mewawancarainya melalui Facebook. Berikut petikan wawancara dengan Umi yang menggunakan akun Ina Tanjung.
Bagaimana cerita Anda menerjemahkan kitab di Hongkong?
Alhamdulillah di majikan yang sekarang, waktuku banyak nganggur. Tidak sampai seminggu sebab aku cuma jaga nenek yang tak suka jalan dan keluar rumah. Tapi sekarang, dua minggu sekali olahraga di rumah sakit. Nah, bila tidak ngobrol, aku juga nerjemahin kitab. Ini masih satu yang belum kukirim. Kalau tentang Mar'ah Sholihah kumulai kerjakan saat masih di agen, cari majikan pada tahun 2010. Tetapi tersendat karena majikan baru banyak kerja dan malam juga sudah lelah. Tapi Alhamdulillah selesai juga.
Cara membagi waktu, malam ngaji online bersama teman-teman. Jadi tidur paling pukul 01.00 dini hari. Kendalanya di percetakan dan editor. Akhirnya bulan Juni 2010 terbit saat milad Fatayat Imza yang kedua.Tetapi saat kuteliti lagi banyak yang keliru dan bahasanya sulit dipahami, karena antara titik, koma, dan lain lain, masih banyak kekurangan. Akhirnya, kubenahi dan kukirim lagi ke Fatayat Blitar (B.Binti Shofyah) sebagai editor.Tetapi setiap kali kutanyakan belum selesai dan masih repot.
Alhamdulillah akhirnya ketemu via telepon dengan Ustadz Hafidz. Setelah berdiri rintisan PCINU Hongkong, kami sering bagi masalah program dan kegiatan. Akhirnya kuutarakan masalah kitab tersebut dan beliau siap membantu dan mau musyawarah dengan Ustadz Nabil. Akhirnya jadi dan terbitlah buku itu.
Jadi, intinya kesulitan utama di percetakan dan editor saat itu. Sebab sesulit-sulitnya kerja, saya punya luangkan waktu. Paling lambat sebulan insya Allah sudah beres.
Minat menerjemahkan kitab datang dari mana? Atau diminta siapa?
Yang meminta tak ada, karena ini murni dari saya.
Sudah berapa kali menerjemah kitab?
Yang tercetak baru dua ini.
Emang yang tidak tercetak juga ada?
Empat kitab, tapi masih tersendat.
Kitab apa saja itu?
Washoya dan Adabul Mar'atish Sholihah.
Sejak kapan Anda menerjemah?
Sejak di Hongkong.
Terjemahan Anda itu diperjualbelikan atau dibagikan?
Dijualbelikan karena untuk mencari dana, baik untuk rintisan PCI NUHongkong, dan Fatayat Imroatu Zahro (IMZA), juga bagi pengedar buku.
Berapa eksemplar yang diterbitkan?
Kemarin yang Mar'ah Shaolihah masih 200 dan Risalah 100. Tapi untuk Risalah sudah tak ada yang di tangan saya. Jadi, saya sudah harus cetak lagi minimal 200.
Bagaimana cara memasarkannya?
Di Hongkong, banyak pengedar buku untuk cari dana anak yatim atau masjid. Juga pie diserahkan kepada mereka atau langsung kepada jamaah yang aku ajar.
Anak yatim itu orang Hongkong?
Untuk anak yatim Indonesia.
Kok bisa ada anak yatim Indonesia di sana?
Bukan di Hongkong. Tapi cari dana di Hongkong, lalu kirim ke yayasan dan masjid Indonesia.
Berapa banyak orang Indonesia di Hongkong?
Perkiraan 150.000 orang.
Rata-rata profesinya sebagai apa?
Semua buruh migran Indonesia (BMI).
Anda juga BMI?
Iya.
Apa aktivitas Anda tidak mengganggu kegiatan pokok sebagai BMI?
Tidak, tapi kadang risikonya bila pulang terlambat, majikan tak suka, kadang diterminate.
Sudah pernah berapa kali diterminate?
Tiga kali.
Ok. Majikan tahu aktivitas Anda seperti itu?
Mereka semua tahu karena buku atau kitab yang kubawa ke rumah dan ngaji malam. Majikan atau pemerintah tak melarang berorganisasi. Tapi majikan kadang tak suka pembantu shalat seperti majikanku yang kedua. Akhirnya kucari gara-gara agar diterminate.
Berapa kali ganti majikan?
Empat.
Konon, di Hongkong banyak organisasi, majelis-majelis ta'lim?
Ada organisasi keagamaan, sosial dan budaya. Kalau sejak kapan ya beragam. Tetapi tahun 2004 masih sedikit. Baru tahun 2009 sudah banyak sekali.
Kalau organisasi keagamaan, coraknya NU atau yang lainnya?
Beragam. Ada Ahmadiyah, Wahidiyah, Muhammadiyah. Tapi mayoritas NU amalannya, tapi jarang yang berani terang-terangan bilang NU.
Kenapa penyebabnya? Maksudnya kenapa tidak berani terang-terangan?
Karena belum tahu apa NU dan Aswaja itu bagaimana.
Bagaimana kebijakan pemerintah Hongkong terhadap kegiatan BMI?
Pemerintah tak melarang berorganisasi.
Sejak kapan belajar berorganisasi? Sejak di Indonesia atau di Hongkong saja?
Di Indonesia terbiasa terjun di Fatayat dan Muslimat. Tapi yang berorganisasi sudah terbiasa mulai masa sekolah dan di ma'had.
Bagaimana antusiasme BMI di Hongkong terhadap organisasi dan kegiatan keagamaan?
Sangat semangat dan menakjubkan. Mereka giat menghadiri majelis taklim untuk mendengarkan pengajian atau belajar.
Faktor apa? Sementara yang saya dengar sebaliknya?
Haus akan siraman rohani setelah seminggu berkecimpung dalam kerja dan aturan majikan. Jenuh. Setelah berfoya-foya atau main ke diskotik, tomboy, lesbi, dan lain-lain. Kemudian ingin insyaf. Setelah kegagalan demi kegagalan menimpanya, baru menyadari sudah jauh dari agama.
Sebagian lagi mereka merasa belum bisa apa-apa dan banyak bersalah kepada keluarga sehinggaa ingin bisa beribadah sambil bekerja sehingga dosa dan kekhilafan tidak berlipat ganda.
Oh ya, Anda kan lulusan pesanten. Apa manfaat pesantren yang dirasakan sekarang?
Saya merasakan berjuang dan mengamalkan ilmu di Hongkong lebih mengena dan cepat dirasakan dan diamalkan oleh santrinya. Walau jujur aku bukan orang berilmu, tetapi apa yang kudapat kuajarkan kepada teman-teman. Dan prinsipku bukan kuantitas yang kuharapkan tapi kualitas yang kuutamakan.
Jujur kalau di rumah, aku ngajar anak kecil kecil. Di Hongkong orang dewasa. Jadi, sama-sama TK, Taman Kanak-kanak dan Taman Kawak kawak… hehehe. Tapi kitab yang kuajarkan juga sama. Bukan kitab kuning. Sebab mereka belum bisa baca Al-Qur'an kebanyakan. Apalagi kitab kuning. Jadi pakai kitab terjemahan yang pakai Arab Pego.
Aktivitas Umi Muawanah di Hongkong:
- 2004-2009 pendiri dan Ketua Alfatah
- 2009 -2012 pengasuh Al fatah
- 2005 pendiri organisasi gabungan Persatuan Dakwah Victoria Hongkong (PDV) dengan 5 ketua organisasi
- 2007 pendiri organisasi gabungan GAMMI (Gabungan Migrant Muslim Indonesia dengan 5 ketua lain
- 2009-sekarang pendiri Fatayat NU Imza sebagai ketua umum, dengan 5 ketua lain
26 Desember 2011 pengasuh dan pendiri organisasi Alikhlas Mujahidah Sabtu Hanghau
16 september 2012 pencetus dan pendiri sekaligus Wakil Ketua Tanfidz Rintisan PCINU Hongkong