Setelah
Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga
kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah mendirikan berbagai kursus pendidikan
guru. Sekitar tahun 1950-an, pada jenjang di atas pendidikan menengah
didirikan B-I, B-II, dan PGSLP yang bertugas menyiapkan guru-guru untuk
sekolah lanjutan.
Usaha-usaha
untuk meningkatkan mutu dan jumlah guru terus dilakukan melalui
pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah
melalui Keputusan Menteri P dan K No. 382/Kab tahun 1954. PTPG ini
didirikan di empat kota yakni Batusangkar, Manado, Bandung, dan Malang.
Dengan demikian terdapat dua macam lembaga pendidikan yang menghasilkan
tenaga guru, yaitu Kursus B-I/B-II/PGSLP dan PTPG. Kedua lembaga ini
kemudian diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan melalui berbagai
tahap. Pada tahun 1957, PTPG diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan pada universitas terdekat. Berdasarkan PP No. 51
tahun 1958 Fakultas Pedagogik diintegrasikan ke dalam FKIP. Pada tahun
1963, oleh Kementerian Pendidikan Dasar didirikan Institut Pendidikan
Guru (IPG) untuk menghasilkan guru sekolah menengah; sementara
berdasarkan Keputusan Menteri P dan K No. 6 dan 7, tanggal 8 Pebruari
1961 Kursus B-I dan B-II diintegrasikan ke dalam FKIP (Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi yang juga
menghasilkan guru sekolah menengah. Dualisme ini dirasakan kurang
efektif dan mengganggu manajemen pendidikan guru. Untuk mengatasi ini
maka kursus B-I dan B-II di Jakarta diintegrasikan ke dalam FKIP
Universitas Indonesia.
Melalui
Keputusan Presiden RI No. 1 tahun 1963 tanggal 3 Januari 1963,
ditetapkan integrasi sistem kelembagaan pendidikan guru. Salah satu
butir pernyataan Keppres tersebut adalah bahwa surat keputusan ini
berlaku sejak 16 Mei 1964, yang kemudian dinyatakan sebagai hari
lahirnya IKIP Jakarta. FKIP dan IPG diubah menjadi IKIP (Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan). FKIP Universitas Indonesia dan IPG
Jakarta diintegrasikan menjadi IKIP Jakarta. Dalam perkembangan
selanjutnya IKIP diberi perluasan mandat untuk mengembangkan ilmu
kependidikan dan non kependidikan dalam wadah universitas. IKIP Jakarta
sejak tanggal 4 Agustus 1999 berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta
(UNJ) berdasarkan Keppres 093/1999 tanggal 4 Agustus 1999, dan
peresmiannya dilaksanakan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1999 di Istana Negara.
Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1999 di Istana Negara.
Hari
jadi Universitas Negeri Jakarta ditetapkan sama dengan hari jadi
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta yang merupakan
cikal bakal Universitas Negeri Jakarta yaitu pada tanggal 16 Mei 1964.
cikal bakal Universitas Negeri Jakarta yaitu pada tanggal 16 Mei 1964.
Pimpinan UNJ dari Masa ke Masa
Masa FKIP - Universitas Indonesia
Dekan masa FKIP UI Periode 1961 - 1963 Prof. R. Sugarda Poerbakawatja |
|
Dekan masa FKIP UI Periode 1963 - 1964 Prof. Dr. Slamet Imam Santoso |
Masa IKIP Jakarta
Rektor IKIP Jakarta Periode 1964 - 1965 Brigjen A. Latif Hendraningrat |
|
Ketua Presidium IKIP Jakarta Periode 1966 - 1967 Dra. Maftuchah Yusuf |
|
Rektor IKIP Jakarta 1) 1967-1971 2) 1971-1975 Dr. Deliar Noer |
|
Pjs. Rektor IKIP Jakarta Periode 1975 Dr. Siswojo Hardjodipuro |
|
Rektor IKIP Jakarta Periode 1975 - 1980 Prof. Dr. Winarno Surachmad, M.Sc., M.Ed. |
|
Rektor IKIP Jakarta Periode 1980 - 1984 Prof.Dr. R. Soedjiran Reksosoedarmo,M.A. |
|
Rektor IKIP Jakarta 1) Periode 1984-1988 2) Periode 1988-1992 Prof. Dr. Conny R. Semiawan |
|
Rektor IKIP Jakarta Periode 1992 - 1996 Dr. A. Suhaenah Suparno |
|
Rektor IKIP Jakarta Periode 1997 - 1999 Dr. Sutjipto |
Masa Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Rektor Universitas Negeri Jakarta 1) 1999 - 2001 2) 2001-2005 Prof. Dr. Sutjipto |
|
Rektor Universitas Negeri Jakarta 1) Periode 2005 - 2009 2) Periode 2010 - 2014 Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. |
|