Staimafa Kembangkan Metode untuk PAUD




Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mathali’ul Falah mengembangkan metode pendidikan anak melalui workshop ‘Metode Bercerita untuk Pendidikan Anak Usia Dini’. Kegiatan diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) STAIMAFA di Gedung PGRI Trangkil, Pati, Jawa Tengah, Ahad (5/4) lal.

Hadir dalam agenda ini, Kak Wuntad (pakar pendidikan anak SPA Yogyakarta) dan Sumiyati, M.Pd (magister pendidikan anak usia dini). Dalam kegiatan ini, disosialisasikan berbagai metode dalam mengembangkan kecerdasan dan kreativitas anak usia dini.  Melalui metode bercerita, diharapkan anak mendapatkan pengalaman yang berharga dengan mengasah memori, kreatifitas serta komunikasi secara nyaman. 

Menurut Agus Sya’roni, M.Pd (Ketua Jurusan PGRA Staimafa), metode dalam mendidik anak usia dini memang memiliki berbagai macam tipe. Akan tetapi, metode yang dekat dengan dunia anak memang perlu dikembangkan secara lebih sistematis

“Kebanyakan metode dalam pendidikan anak usia ini, ini memang diadopsi dari pendekatan-pendekatan maupun teori pendidikan yang dikembangkan di negeri lain. Tentu saja, harus ada penyesuaian bagi model pendidikan di Indonesia, yang dekat dengan metode dongeng,” tegas Agus Sya’roni. 

Agus menambahkan bahwa, metode dongeng memang sangat khas Indonesia, yang sejak kecil anak mendapatkan cerita-cerita rakyat yang dekat nilai-nilai kearifan lingkungannya. “Apa yang kami lakukan, dengan mengembangkan metode bercerita, berupaya untuk mendekatkan konsep pendidikan anak usia dini dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak,” terang Agus. 

Sementara, pakar anak usia dini, Sumiyati, M.Pd mengisahkan tentang pelbagai problem dan tantangan dalam proses pendidikan anak usia dini. “Mendidik anak itu butuh seni dan konsep yang khusus. Tidak hanya apa yang dilihat dari lingkungan. Para orang tua dan pendidik, harus memahami perkembangan anak usia dini pada masa sekarang. Zamannya sudah berbeda, maka harus ada metode khusus untuk mendorong kepribadian anak lebih positif,” ungkap Sumiyati. 

Pendongeng nasional, Kak Wuntad, menghimbau agar pendidik zaman sekarang lebih mengerti kebutuhan dan perkembangan psikologis anak. “Perlu pendekatan khusus, agar anak tidak kehilangan kepribadian dan jati dirinya. Zaman sekarang ini, anak lebih dekat dengan game dan internet, maupun teknologi yang lain. Metode bercerita bagi pendidikan anak, harus disesuaikan dengan pelbagai strategi dan cara. Inilah yang perlu diperhatikan para pendidik dan orang tua,” tegas Kak Wuntad. (Munawir Aziz/Anam)